DOWNLOAD TUGAS 9 TOPIK, NARASUMBER, dan DRAFT PERTANYAAN WAWANCARA DOWNLOAD
A S T R A J I N G G A
Blog tentang komunikasi dan bahasa
Total Tayangan Halaman
Kamis, 30 November 2017
CHAPTER 12
INTERPERSONAL POWER AND INFLUENCE
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB 12 INTERPERSONAL POWER AND
INFLUENCE
12.1
Principles of Power and Influences
12.1.1
Some People Are
More Powerful Than Other
12.1.2
Power Can Be
Shared
12.1.3
Power Can Be
Increase or Decrease
12.1.4
Power Follows the
Principle of Less Interest
12.1.5
Power Generates
Privilege
12.1.6
Power Has a
Cultural Dimension
12.2
Relationship, Person and Message Power
12.2.1
Power in the
Relationship
12.2.2
Power in the
Person
12.2.3
Power in the
Message
12.2.4
Resisting Power
and Influence
12.3
Misues of Power and Influence
12.3.1 Sexual Harassment
12.3.2 Bullying
12.3.3 Power Plays
DAFTAR PUSTAKA
INTERPERSONAL
POWER AND INFLUENCES
A.
PRINCIPLES OF POWER AND INFLUENCE
Kekuatan
adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi pikiran orang lain atau kerakan.
Kita dapat memiliki kekuasaan atas orang lain, yaitu dengan mempengaruhi apa
yang orang pikiran atau lakukan. Sebaliknya, orang lain mempunyai kekuasaan
terhadap kita yang mempengaruhi apa yang kita pikirkan atau lakukan.
Dalam
bab ini kita akan membahas mengenai prinsip-prinsip yang paling penting dalam
komunikasi antar pribadi dan hubungan. Prinsip-prinsip menjelaskan bagaimana
kekuatan antar pribadi terjalankan dan memberi wawasan bagaimana agar lebih
efektif.
a. Some
People Are More Powerful Than Others.
Di Amerika Serikat, semua orang dianggap sama di mata
hukum, setara dalam arti akses hak untuk pendidikan, perlindungan hukum dan
kebebasan berbicara. Tapi semua orang tidak sama mengenai hal lain. Ada yang
lahir dalam kekayaan, ada yang lahir dalam kemiskinan. Ada yang lahir dengan
fisik yang kuat, terlihat baik dan sehat, ada yang dilahirkan dengan lemah,
kurang baik dan sakit-sakitan. Ada yang memiliki power dalam hal-hal tertentu,
yang lainnya memiliki power dalam bidang yang lain.
Kekuatan adalah asimetris: Jika seseorang mempunyai
kekuatan, orang lain harus punya kelemahan. Jika kamu lebih kuat dari orang
lain, maka orang tersebut lebih lemah
dari kamu. Jika kamu kaya, makan orang lain miskin.
Beberapa orang dilahirkan dengan kekuasaan, dan
beberapa dari mereka tidak dilahirkan dengan kuat belajar untuk menjadi kuat. Kekuatan
beruang hubungan dekat dengan kekerasan interpersonal. Misalnya, suami yang
memiliki kekuatan yang lebih kecil dalam hubungan suami-istri mereka lebih
mungkin untuk kasar secara fisik terhadap istri-istri mereka daripada suami
yang memiliki kekuatan yang lebih besar (Babcock, Waltz, Jacobson &
Gottman, 1993). Lanjut, dalam pernikahan kekerasan perebutan kekuasaan antar
pribadi sering ditandai oleh usaha produktif dan disfungsional dengan pengaruh.
b. Power
Can Be Shared.
Beberapa orang berpendapat kekuatan yang harus
dilindungi - bahwa dengan berbagi dengan orang lain, akan melemahkan kekuasaan.
Dengan demikian, penelitian ilmuwan yang ingin mempertahankan keunggulan tidak
mengungkapkan strategi penelitiannya ke asistennya atau orang lain karena itu
akan membuat mereka lebih kuat.
Yang lain berpendapat bahwa dengan berbagi kekuatan ,
dengan memberdayakan orang lain, maka power akan bertambah.
Jika ingin memberdayakan orang lain, untuk mengontrol
meningkat atas diri mereka sendiri dan lingkungan mereka. Ada berbagai strategi
untuk memberdayakan orang lain:
a)
Raise
the person’s self-esteem. Hindari mencari kesalahan: mencari
keasalahan itu sangat tidak menguntungkan dan tentu saja tidak menguntungkan
orang lain. Mencari kesalahan dapat melemahkan orang lain. Hindari agresifan
verbal dan bertindak kasar. menahan godaan untuk menang dalam berargumen dengan
taktik yang tidak benar, karena akan menyakiti orang lain.
b)
Be
open, positive, emphatic and supportive. memperlakukan orang
lain dengan kesetaraan hormat. Dengan aktif dan penuh perhatian. Ini akan
membuat orang lain menyadari kalau ia penting.
c)
Share
skills and decision making.
Mengontrol dan mengizinkan orang lain mempunyai kebebasan untuk membuat
keputusan. Dukungan perkembangan dalam segala bentuk, akademik dan relasional.
c. Power
Can Be Increase or Decrease.
Kekuatan bisa bertambah. Meskipun orang berbeda dalam
kekuatan, mereka menggunakan setiap saat dan setiap daerah tententu. Misalnya,
dengan mengangkat beban kita dapat meningkatkan kekuatan fisik, dengan belajar
bernegosiasi kita dapat meningkatkan kekuatan dalam kelompok, dengan
mempelajari prinsip komunikasi kita dapat meningkatkan persuasive power.
Power juga bisa menurun. Kehilangan kekuasaan umumnya
dengan gagal mecoba mengontrol perilaku orang lain. Contoh, orang yang
memberika hukuman namun gagal dalam melaksanakannya. Cara lain kehilangan
kekuatan yaitu memungkinkan orang lain memanfaatkan kita.
d. Power
follows the principles of less interest.
Dalam hubungan interpersonal, orang yang memegang
power adalah yang lebih sedikit baik minat maupun ketergantungan terhadap
reward dan punishment dari orang lain. Contohnya, bila Pat tidak peduli pada
reward dari Crish, dan bisa tak serius menghadapi hukuman dari Crish, maka Pat
yang memegang power dalam hubungan. Sebaliknya, bila Pat memerlukan reward dari
Chrish, dan menderita bila mendapatkan hukuman dari Crish, maka Crish yang
memegang power.
Semakin seseorang membutuhkan hubungan, semakin
sedikit kekuatan yang orang memiliki di dalamnya. semakin sedikit seseorang
membutuhkan hubungan, semakin besar kekuatan orang itu.
e. Power
generates privilege.
Semakin besar power yang dimiliki seseorang, semakin
besar pula hak istimewa yang dimiliki orang itu. dan semakin besar power semakin besar lisensi dari individu yang
kuat. Kadang-kadang, kami sadar akan hak istimewa atau lisensi yang datang
dengan kekuatan. Namun tampaknya paling sering beroperasi tanpa berpikir, tanpa
ada yang mempertanyakan struktur kekuasaan. Contoh, seorang supervisor bisa
masuk ke ruang bawahannya, tapi tidak sebaliknya. orang yang memiliki power,
bisa menyentuh bawahannya, misalnya menepuk pundak bawahan, tapi tidak
sebaliknya. Demikian pula, seorang guru dapat menyerang ruang pribadi siswa dan
bersandar di atas meja siswa untuk memeriksa pekerjaan nya, tetapi siswa tidak
bisa melakukan itu untuk guru.
Sentuhan adalah hak istimewa lain. Yang lebih tinggi
dapat menyentuh mereka yang lebih rendah. Misalnya, supervisor dapat menyentuh
lengan dan memperbaiki kerah bawahannya, tetapi tidak terjadi sebaliknya. Dan
dokter dapat merangkul pasiennya, namun pasien tidak dapat melakukannya.
Keistimewaan
lainnya yaitu dapat melanggar aturan. Misalanya, guru mungkin terlambat masuk
kelas, tetapi siswa harus tepat waktu. Supervisor mungkin terlambat dalam rapat
atau panggilan konferensi, tapi bawahannya harus tepat waktu.
f. Power
Has a Cultural Dimension.
Ada hal itu menunjukkan bahwa budaya berbeda dalam
jumlah jarak kekuasaan atau perbedaan yang ada antara orang dan sikap bahwa
orang memiliki tentang kekuasaan, legitimasi, dan keinginan nya (Hofstede,
1983). Di beberapa budaya, laki-laki memiliki power yang lebih besar
dibandingkan perempuan. Ini disebabkan karena laki-laki yang mencari uang.
Namun demikian, seiring dengan perkembangan zaman, biasanya pembagian power ini
lebih ke arah seimbang, karena perempuan juga bekerja.
Perbedaan power di beberapa budaya bisa mempengaruhi
pendidikan. Di beberapa daerah di Indonesia misalnya, terutama di pedesaan,
laki-laki diprioritaskan untuk sekolah dibandingkan perempuan.
Di
Asia, biasanya orang yang memiliki otoritas, memiliki power yang tak
terbantahkan. Contoh dosen terhadap murid atau dokter terhadap pasien.
B.
RELATIONSHIP, PERSON AND MESSAGE
POWER
Salah satu tujuan komunikasi interpersonal adalah
untuk mempengaruhi, bisa mempengearuhi sikap atau tindakan seorang teman,
kekasih atau anggota keluarga. Sesering itu juga, seseorang mungkin akan
berusaha untuk memepngaruhi apa yang kita pikirkan dan lakukan. Ada 3 strategi
utama untuk menggunakan power :
a. Power in the relationship.
Dasar
dari power dalam hubungan, menurut riset, bisa dibagi dalam 6 hal:
1. Referent
Power
Bila kita bisa memiiki power jenis ini,
sehingga orang lain berharap ingin jadi seperti kita, atau diidentikan dengan
kita, maka kita dengan mudah mendapatkan kepatuhan dari orang lain. Contohnya
referent power yang dimiliki kakak terhadap adiknya. Referent power sangat
bergantung pada ketertarikan dan prestige, sehingga kita berkembang, sebagai
konsekuensinya, power kita juga berkembang. Ketika kita disukai orang dan
dihargai orang, referent power kita biasanya kuat.
2. Legitimate
Power
Bila kita dinilai memiliki legitimate
power, misalnya mereka percaya kita punya hak atau posisi untuk mempengaruhi
apa yang mereka pikirkan dan lakukan, maka orang lain biasanya siap untuk
melakukan apa yang kita inginkan. Legitimate power biasanya berasal dari apa yang
kita yakini bahwa orang-orang tertentu memiliki power terhadap kita, dan secara
logis mereka siap untuk mematuhi kita. Contohnya: guru. Pengusaha, hakim, manajer, dokter, dan petugas polisi yang
lain yang memegang kekuasaan yang sah di daerah yang berbeda.
3. Expert
Power
Kita memiliki expert power terhadap orang
lain, bila kita dinilai memiliki keahlian atau pengetahuan. Expert power
bertambah ketika kita terlihat tidak memihak dan tidak memiliki kepentingan
pribadi dalam upaya meyakinkan orang lain. Contohnya: ketika
kita sakit kita dipengaruhi oleh rekomendasi dari seseorang dengan
kekuatan ahli yang terkait dengan penyakit, yaitu dokter.
4. Information
or Persuasion Power
Bila kita memiliki informasi atau power
persuasi terhadap orang lain, maka yang lain menilai kita memiliki
kemampuan untuk berkomunikasi dengan logis dan persuasif. Bila orang
lain menilai kita memiliki kemampuan persuasif, maka kita memiliki power
of persuasion.
5. Reward
and Coercive Power Effects on Other Power Bases
Kita memiliki reward power bila kita
memiliki kemampuan untuk memberikan reward terhadap orang lain. Reward bisa
berbentuk uang, perhiasan, atau dalam bentuk sosial seperti cinta, pertemanan
dan penghargaan. Kita memiliki coercive power bila kita memiliki kemampuan
untuk mendapatkan kepatuhan dengan menerapkan hukuman atau menghapuskan reward
bila orang lain tidak terpengaruh oleh kita. Kekuatan coercive power tergantung
pada dua factor:
1) Seberapa
besar hukuman yang bisa diterapkan.
2) Kemungkinan
hukuman tersebut dijalankan bila tidak patuh.
Reward dan coercive power
adalah dua sisi sebuah koin, ada beberapa konsekuensi penggunaannya:
i.
Attractiveness: Bila
kita memiliki reward power, orang akan melihat kita lebih menarik.
ii.
Cost
:
Ketika kita menggunakan reward untuk menjalankan power, kita tidak mengeluarkan
“cost” yang sama dengan ketika kita menggunakan punishment. Ketika kita
menggunakan reward, orang akan senang, sementara ketika menggunakan coerive
power, kita harus siap menghadapi kemarahan.
iii.
Effectiveness: Ketika
kita memberikan reward, itu menunjukan bahwa kita menjalankan power dengan
efektif dan kita mendapatkan kepatuhan dari orang lain. Sebaliknya, ketika kita
menjalankan punishment, itu menunjukkan bahwa kita tidak efektif dalam
menggunakan coercive power dan tidak ada kepatuhan sebelumnya.
iv.
Effects
on other power base : Ketika kita menggunakan coercive
power, basis power yang lain menghilang, karena ini menjadi efek bumerang
ketika diterapkan. Orang yang menjalankan coercive power dilihat sebagai tidak
cukup ahli (expert), legitimate dan tidak memiliki referen power. Biasanya
orang menggunakan beberapa jenis power sekaligus, misalnya bila kita memiliki
expert power, biasanya kita juga memiliki information power dan mungkin juga
legitimate power.
b. Power in the Person.
Sebagain besar dari personal power kita —
power yang terdapat dalam diri kita sebagai individu— tergantung pada
kredibilitas yang kita miliki — tingkatan sejauh mana orang lain mempercayai
kita dan mengikuti kita. Bila orang lain melihat kita kompeten dan
berpengetahuan, memiliki karakter baik, karismatik dan dinamis, mereka akan
melihat kita kredibel. Sebagai hasilnya, kita akan lebih efektif mempengaruh
sikap, nilai, keyakinan dan tindakan mereka.
Competence : Kompetensi
kita adalah pengetahuan dan keahlian yang orang lain pikir kita miliki, ini
sama seperti expert dan information power. Semakin banyak pengetahuan dan
keahlian yang orang lain pikir dimiliki oleh kita, semakin besar kemungkinan
mereka percaya pada kita.
Character: Orang
akan melihat kita kredibel bila mereka menilai kita memiliki karakter moral
yang tinggi, seseorang yang jujur dan bisa dipercaya. Orang merasa kita
memiliki tujuan yang baik bagi mereka.
Charisma : Karisma
adalah kombinasi kepribadian dan kedinamisan yang dilihat oleh orang lain. Bila
kita dinilai ramah dan menyenangkan, serta dinamis, kita akan dilihat lebih
kredibel.
Cara untuk meningkatkan
kredibilitas:
· Express your expertise when
appropriate - Tetapi tidak berlebihan melakukan nya.
· Stress your fairness - setiap orang suka orang-orang yang bermain adil dan
memikirkan orang lain.
· Express concern for others - ini menunjukkan sisi yang mulia dan mengungkapkan bagian
dari kita yang mengatakan bahwa kita memiliki karakter
· Stress your concern for enduring
values - Ini menunjukan konsistensi dan moral karakter yang
bagus
· Demonstrate a positive outlook - Orang
yang berfikiran positif lebih disukai untuk dipercaya dan berfikiran tinggi
dari pada orang yang berfikiran negative.
· Be enthusiastic - Antusiasme
membantu menunjukan karisma.
c. Power
in the message.
Kita
bisa mengkomunikasikan power sebagaimana kita mengkomunikasikan pesan biasa.
Terdapat beberapa cara diantaranya :
a)
Verbal
Message
(1). Direct request
: adalah kepatuhan mendapatkan
strategi yang palingumum digunakan oleh laki-laki dan perempuan dan umumnya
strategi mereka yang berkuasa. Contoh: bisa tolong ambilkan minum?
Atau bisa tolong pesankan taksi?
(2). Bargaining or promising:
melibatkan persetujuan untuk
melakukan sesuatu jika orang lain melakukan sesuatu.
Contohnya: saya akan mengerjakan tugas bila kamu bersedia yang persentasi.
(3). Ingratiation: Kita bersikap baik untuk mendapatkan apa yang
kita inginkan. Contoh: “kamu pintar mengerjakan kalkulus deh” (pesan
sesungguhnya: tolong kerjakan tugas kalkulus saya dong)
(4). Manipulation: membuat orang merasa bersalah atau cemburu
untuk mendapatkan apa yang kita mau. Contoh: “A menelpon dan nanya apa saya
bisa pergi sama dia atau ga akhir pecan ini.”
(5). Threatening: Memperingatkan orang lain tentang hal tidak
menyenangkan yang mungkin terjadi bila kita tidak mendapatkan apa yang kita
inginkan. Contoh: “Saya pergi kalau kamu terus merokok”.
b)
Specific
Language Choice
Menggunakan pilihan
bahasa tertentu untuk menunjukan power atau powerless seperti:
(1). Hesitations:
Keragu-raguan membuat kita terdengar tidak siap dan tidak yakin. Contohnya:
“Saya kira, ehm, rasanya, ini jalan yang terbaik”
(2). Intensifiers:
Terlalu banyak intensifier membuat semua terdengar sama dan tidak menekankan
pada hal tertentu. Contoh: “Bener deh, ini yang paling baik, yang paling keren
dari semua film action.”
(3). Disqualifiers:
Disqualifier menunjukan tanda kurang kompeten dan merasa tidak yakin. Contoh:
“saya tidak membaca keseluruhan artikel, tapi saya berpendapat …. “
(4). Tag questions:
Meminta persetujuan orang lain dan menunjukan tanda bahwa kita sendiri tidak
yakin. “Itu film yang bukan, bukan?”
(5). Self critical statement: Self critical statement menunjukan kekurang
percayaan diri dan membuat publik jadi tahu kekurangan kita. “Saya tidak
terlalu baik melakukan ini.”
(6). Slang and vulgar expression:
contoh: “No problem!” ##!!!/// (menunjukkan kelas sosial yang rendah dan power
yang kecil.
c)
Nonverbal
Message
Komunikasi nonverbal bisa menentukan
bagaimana kita membujuk dan mempengaruhi orang lain. Contoh, seseorang yang
mengenakan seragam, seperti dokter atau polisi, lebih berpengaruh terhadap
orang lain dibandingkan orang yang tidak berseragam.
Komunikasi nonverbal seperti anggukan,
ekspresi wajah dan gesture membantu kita mengekspresikan kepedulian kita
terhadap orang lain dan interaksi, dan dengan demikian membuat kita berkarisma
— komponen esensial dari kredibilitas. Ini saran untuk mengkomunikasikan power
dengan jalan nonverbal dalam situasi bisnis:
§ Be
sure to respond in kind to another’s eyebrow flash (menaikan alis sebagai cara
untuk mengakui orang lain).
§ Avoid
adaptors (khususnya bila kita ingin berkomunikasi dengan percaya diri dan control.
§ Use
consistent packaging between verbal and nonverbal.
§ Pilih
kursi yang kita bisa duduk dengan baik, jangan kursi yang membuat kita
terbenam, atau yang membuat kita sulit berdiri.
§ Untuk
mengkomunikasikan kepercayaan diri dengan jabatan tangan, tabahkan kekuatan
ketika berjabat tangan dan lebih lama.
§ Pakaian
yang konservatif biasanya diasosiasikan dengan power dan status, sementaara
yang trendy menunjukkan power yang kurang.
§ Gunakan
facial exprssion dan gesture dengan wajar, ini membantu menunjukkan kepedulian
pada orang lain.
§ Berjalan
dengan lambat dan yakin. Berjalan terburu-buru menunjukkan tidak memiliki power.
§ Jaga
eye contact untuk menunjukkan keyakinan diri.
§ Hindari
pauses seperti “ehm, er”.
§ Jaga
jarak yang wajar antara diri kita dengan orang yang kita ajak berinteraksi.
Jarak yang terlalu jauh menunjukkan kita mungkin takut.
d)
Listening
Sebagaimana
kita mengkomunikasikan power dan otoritas melalui kata-kata dan ekspresi
nonverbal, kita juga mengkomunikasikan power melalui listening. Melalui
mendengar, kita mengkomunikasikan pesan kepada orang lain.
d. Resisting
Power and Influence.
Kita bisa menolak power dan influence dengan
cara-cara tertentu, misalnya negosiasi. Dengan negosiasi, kita berusaha
mengakomodasi atau berkompromi. Contoh : saya izinkan kamu baca tulisan saya,
tapi tidak meng-copynya.
Dalam nonnegotiation, kita menolak
patuh tanpa upaya berkompromi, kita benar-benar menolak. Contoh: “Tidak, saya
tidak akan meminjamkan.
Dalam Justification, kita menolak
patuh dengan memberikan alasan kenapa kita tidak mau patuh. Misalnya dengan
menyatakan konsekuensi negatif yang bisa terjadi bila kita mematuhi. Identity
management. Kita menolak untuk tunduk dengan memanipulasi citra orang yang
memintanya. Dalam negative identity management kita mungkin bisa
menunjukan bahwa permintaan orang itu tidak beralasan atau tidak adil. Contoh:
“Kamu bertindak tidak adil dengan meminta saya melanggar etika.” Dalam positive
identity management, kita menolak dengan membuat orang merasa baik tentang
diri mereka sendiri. “Kamu lebih paham soal ini dibandingkan saya. Jadi kamu
bisa mengerjakan sendiri.”
C. MISUSES
OF POWER AND INFLUENCE.
Power bisa digunakan untuk kebaikan, tapi
bisa juga digunakan secara egois dan tidak adil. Tiga contoh ketika Power digunakan secara tidak adil adalah
sexual harassment (pelecehan
seksual), bullying (intimidasi), dan
penggunaan power plays.
a. Sexual Harassment
Salah
satu bentuk penyalahgunaan power
adalah pelecehan seksual. Pelecehan seksual didefinisikan sebagai bentuk
kontak seksual yang tidak dikehendaki, permintaan untuk melakukan sesuatu
yang terkait seksual, dan tindakan fisik maupun verbal terkait seksual yang
mempengaruhi kerja individu lain atau yang membuat intimidasi dan sikap ofensif
di tempat kerja. Bentuknya bisa sesederhana bercanda tentang seks, sampai
pada tindakan fisik.
Tipe-tipe pelecehan
-
Pelecehan ras dan warna. Pelecehan yang
dilakukan karena ras dan warna dari orang lain, sering terjadi terhadap
minoritas dan kelompok imigran.
-
Pelecehan orientasi rasa sayang.
Pelecehan yang ditujukan terhadap orang-orang yang gay, lesbian dan transgender.
-
Pelecehan agama. Pelecehan yang terjadi
terhadap kepercayaan dari agama orang lain dan sering ditujukan terhadap orang
yang atheists.
-
Pelecehan akademik. Pelecehan yang
dilakukan oleh senior kepada junior.
-
Pelecehan status. Pelecehan dalam
pengaturan organisasi, seperti dari manajer kepada bawahannya.
-
Pelecehan cacat. Pelecehan yang
ditujukan kepada orang yang cacat seperti cacat fisik.
-
Pelecehan attractiveness. Pelecehan yang ditujukan kepada orang yang memiliki
fisik yang attractive.
-
Pelecehan kewarganegaraan. Pelecehan
terhadap kewarganegaraan seseorang dan biasanya kepada warga yang bukan berasal
dari negara tersebut.
-
Pelecehan veteran. Pelecehan
berdasarkan status veteran orang.
Bagaimana
mengenali pelecehan seksual?
Tanya
pada diri:
1.
Apakah hal ini nyata? Apakah perilaku ini memiliki makna yang memang terlihat
pada permukaannya?
2.
Apakah pekerjaan itu terkait? Apakah perilaku ini memiliki sesuatu yang harus
dilakukan atau akan mempengaruhi cara kita berkerja?
3.
Apakah kamu menolak perilaku itu?
4.
Pernahkah tipe dari pesan seperti ini bertahan?
Bila jawaban semuanya iya, maka
mungkin tindakan itu adalah pelecehan seksual (VanHyning. 1993)
3
fakta tambahan yang sering disalahpahami.
Pertama,
baik pria maupun wanita dapat terlibat dalam pelecehan seksual. Meskipun
sebagian besar kasus dibawa ke perhatian publik dilakukan oleh laki-laki
terhadap perempuan, perempuan juga dapat mengganggu pria. Kedua, orang dalam
suatu organisasi dapat bersalah karena pelecehan seksual. Meskipun sebagian
besar kasus pelecehan melibatkan pelecehan bawahan oleh orang yang berwenang,
ini bukan kondisi yang diperlukan. Rekan kerja, vendor, dan bahkan pelanggan
dapat dituduh pelecehan seksual. Ketiga, pelecehan seksual tidak terbatas pada
organisasi bisnis tetapi bisa juga terjadi di sekolah-sekolah, di rumah sakit,
dan di organisasi sosial, keagamaan, dan politik.
Menghindari
melakukan pelecehan seksual
Ada
tiga hal untuk menghindari pelecehan seksual. Pertama, mulai dengan asumsi
bahwa rekan kerja tidak tertarik pada cerita seks atau bercanda seks. Kedua,
dengarkan dan lihat reaksi negatif terhadap diskusi terkait seks. Ketiga,
hindari mengatakan atau melakukan sesuatu yang kita pikir orang tua,
pasangan atau anak akan marah bila mereka mendapat perlakuan tersebut dari
rekan kerja mereka.
Bagaimana
merespon pelecehan seksual?
1. Bicara pada si pelaku. Katakan pada
orang tersebut dengan tegas bahwa kita tidak menyukai tindakan tersebut dan
kita menilai tindakan tersebut serangan. 2. Kumpulkan bukti. Cari tahu
dari orang lain yang pernah mengalami hal yang sama, atau buat catatan tentang
perilaku yang ofensif. 3. Mulai dengan prosedur yang tepat dalam
perusahaan. Beberapa organisasi atau perusahaan memiliki saluran atau
prosedur tertentu untuk mengatasi pelecehan seksual. 4.Laporkan. Bisa ke
perusahaan, atau lebih ekstrim mengambil tindakan hukum 5.
Jangan salahkan diri sendiri.
b. Bullying.
Intimidasi, apakah itu terjadi di hubungan yang
dekat, di tempat kerja, atau di taman bermain, merupakan tindakan kasar yang
dilakukan berulang kali oleh seseorang (ataupun kelompok) terhadap orang lain.
Di taman bermain, intimidasi seringkali melibatkan siksaan fisik. Di tempat
kerja, intimidasi biasanya secara verbal.
Tipe dari intimidasi
-
Gosip tentang seseorang atau membuat
orang menjadi lelucuan.
-
Memperlakukan orang lain seperti
rendahan.
-
Mengecualikan atau tidak memasuki
anggota dari fungsi social.
-
Penghinaan lisan; menghina nama.
-
Ekspresi muka yang negatif, mengejek
dan menolak kontak mata.
-
Menyalahkan orang secara berlebihan.
-
Diawasi (dilihat dan dipantau) lebih
dekat oleh orang lain.
-
Mengkritik hal yang tidak perlu dengan
berteriak di depan public.
Terkadang intimidasi merupakan budaya dari suatu organisasi seperti
mengintimidasi karyawan baru. Tipe yang spesial dari intimidasi adalah cyberbullying, intimidasi yang dilakukan
melalui komunikasi elektronik seperti facebook,
twitter dan lain-lain dengan cara
menulis komentar yang negatif, menyebarkan rahasia dan berbohong atau memfitnah
orang lain. Menurut laporan dari Washington
State Department of Labor and Industries, korban dari intimidasi mungkin
menderita masalah mental dan fisik, termasuk stress yang tinggi.
Berurusan Dengan Intimidasi
Tindakan-tindakan untuk memerangi intimidasi:
-
Pekerja dan organisasi harus jelas
tentang penentangan mereka dengan intimidasi.
-
Jika memungkinkan dan tidak ada bahaya
(fisik), terkadang menghadapi intimidasi dengan tegas akan cukup.
Melakukan tindakan
ketika kamu atau orang lain diintimidasi.
c.
Power Plays
Power Plays adalah
pola tindakan yang dilakukan berulang-ulang oleh seseorang untuk memanfaatkan
orang lain.ada beberapa jenis power plays.
Dalam menghadapi power plays, kamu
memiliki tiga pilihan, yaitu:
-
Mengabaikan
-
Menetralkan
-
Bekerjasama
Beberapa
tipe dari Power Plays adalah:
-
Nobody
upstairs, artinya orang tersebut menolak
mendengarkan permintaan kita, lepas dari berapa kali kita memintanya.
-
You
owe me. Di sini, orang lain melakukan sesuatu untuk kita
lalu meminta kita membalasnya. Mereka mengingatkan kita tentang apa yang telah
mereka lakukan dan meminta kita untuk melakukan hal yang mereka inginkan.
-
You got
to be kidding, terkesan tidak serius tapi ini menunjukkan
bahwa dia berupaya menjatuhkan ide atau opini kita.
-
Methapor. Merupakan power play yang
terkadang sulit untuk diidentifikasikan seperti kelicikan.
-
Thought stoppers. Merupakan power play yang
berusaha menghentikan pikiran kita dan menghentikan kita dalam menjelaskan atau
mengekspresikan pikiran kita.
Merespon
terhadap power plays
Ada beberapa cara untuk merespon
terhadap power play. Salah satunya adalah dengan mengbaikan power plays seseorang dan mengakui
kepemimpinan dari orang lainnya. Yang lainnya adalah melihat power plays sebagai sesuatu tindakan
yang terisolasi (dan bukan sebaga ipola tindakan berulang). Contohnya bila
orang menunjukan power plays dengan
masuk ruangan tanpa mengetuk, kita bisa katakan “Jangan masuk ruangan saya
tanpa mengetuk ya”.
DAFTAR
PUSTAKA
DeVito , Joseph A.. 2013. The Interpersonal Communication Book. United
State of America: Pearson Edition Inc.
Langganan:
Postingan (Atom)